Wednesday, July 30, 2014

SOP / PROTAP Penggunaan ventilator

Penggunaan ventilator
a.       Pengertian
Pemberian ventilasi buata dengan menggunakan alat bantu nafas
b.      Tujuan
1.      Memaksimalkan kemampuan ventilasi pasien
2.      Membantu dalam terapi oksigen
c.       Indikasi
1.      Pasien dengan henti nafas
2.      Pasien dengan pernafasan yang tidak adekuat
d.      Persiapan
-       Alat
1.      Set ventilator
2.      Aqua steril
3.      Oksigen
-       Pasien
1.      Inform consent
2.      Pemberian penjelasan
3.      Pengaturan posisi sesuai dengan kebutuhan
e.       Pelaksanaan
1.      Set ventilator sesuai dengan kebutuhan, sambungkan sirkuit dengan test lung
2.      Sambungkan kabel power ke sumber listrik
3.      Tekan tombol power
4.      Nilai keadekuatan ventilator
5.      Hubungkan tubing ke konektor ETT
f.       Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.      Perhatikan kesesuaian jenis ventilator dengan kebutuhan pasien
2.      Seluruh pengesetan ventilator termasuk alarm limit harus dalam keadaan aman
3.      Catat respon selama dan sesudah pemakaian ventilator

SOP / PROTAP Pemberian MgSO4

Pemberian MgSO4
a.       Pengertian
Merupakan tindakan pemberian MgSO4 yang diberikan pada pasien-pasien IGD yang membutuhkan
b.      Tujuan
Mengurangi dampak lebih buruk pada ibu dan bayi dari serangan kejang eklamsia
c.       Indikasi
1.      Pasien dengan pre eklampsia
2.      Pasien dengan ancaman eklamsia
3.      Eklamsia
d.      Persiapan
1.      Obat MgSO4 40 % dan 20 %
2.      Cairan infus D5 W
3.      Infus set
4.      Spuit 10 cc
e.       Penatalaksanaan
  1. Tentukan dengan pasti bahwa pasien yang akan mendapatkan MgSO4 sesuai dengan indikasi
  2. Berikan MgSO4 2 gr bolus dalam 10 menit, encerkan MgSO4 dgn NaCl 0,9 %.
  3. Berikan 12 gr MgSO4 dalam 500 cc dext 5 % sebanyak 28 tts/mnt sampai stabil
  4. Bila terjadi kejang berulang berikan Diazepam 10 mg
  5. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan selanjutnya.
  6. Bila terjadi tanda-tanda keracunan seperti paralysis total, depresi pernafasan dan atau hipotensi berikan anti dotum : Ca. Gluconas 10 % sebnyak 10 cc IV selama 3 menit
f.       Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.      Di dalam pemberian MgSO4 produksi urine harus cukup
2.      Awasi tanda-tanda vital dan kesadaran.

SOP / PROTAP DC SHOCK

DC Shock
a.       Pengertian
Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui dinding dada dengan menggunakan defibrillator
b.      Tujuan
Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan kelainan organic jantung lainnya.
c.       Indikasi
1.      Ventrikel fibrilasi
2.      Ventrikel tachicardi
d.      Persiapan
-       Alat
1.      Defibrilator
2.      Jelly
3.      Elektroda
4.      Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)
-       Pasien
1.      Inform consent
2.      Penjelasan prosedur yang akan dilakukan
3.      Posisi pasien tidur terlentang datar
-       Petugas
2 orang
e.       Pelaksanaan
1.      Memberikan sedative, atau analgesic  bila perlu
2.      Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
3.      Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk mencegah kekeliruan
4.      Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
5.      Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid aksila
6.      Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
7.      Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
8.      Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan memberi watt second yang lebih tinggi
9.      Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
f.       Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.      Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
2.      Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon
3.      Setiap perubahan gambaran EKG harus di print

Thursday, July 24, 2014

SOP / PROTAP PEMASANGAN CVC (CVP)

  Menyiapkan pasien dan alat untuk pemasangan “Central Venous Pressure” (CVP)
a.       Pengertian
Tindakan penanganan CVP adalah memasukkan kateter CVP, melalui pembuluh darah tepi sehingga ujungnya berada di muara atrium kanan (vena cava superior dan inferior)
b.      Tujuan
Untuk mengetahui tekanan vena sentral dan menilai jumlah cairan dalam tubuh.
c.       Indikasi
1.      Dehidrasi berat (diare berat, luka bakar grade II ke atas dengan luka bakar 50 %)
2.      Hypovolemic shock
3.      Hypervolemic
d.      Persiapan
1)      Alat
a)      Alat steril
(1)   Set CVP terdiri dari :
-       Manometer CVP
-       Kateter CVP
-       Three way stop cock
-       Semprit 20 cc
-       2 buah infuse set
(2)   Duk berlubang
(3)   Kain kasa
(4)   Sarung tangan
b)      Alat tidak steril
(1)   Bengkok
(2)   Plester
(3)   Perlak dan kain pengalas
(4)   Alat pengukur titik nol/water pas
(5)   Standar infus
c)      Obat-obatan
(1)   Novocain/lidocain
(2)   Antiseptik
d)     Cairan desinfektan
(1)   Antiseptik
(2)   Alkohol 70 %
2)      Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
e.       Pelaksanaan
1.      Menggantung cairan infus pada standar infus
2.      Menempelkan manometer CVP pada standar infus dengan titik nol setinggi jantung
3.      Mendampingi pasien selama pemasangan CVP
4.      Tindakan pemasangan CVP harus oleh dokter
5.      Memantau dokter selama tindakan pemasangan CVP
6.      Menyambung slang CVP dengan kateter CVP yang telah dipasang oleh dokter
7.      Memberi zat desinfektan pada lubang bekas tusukan CVP
8.      Memfiksasi kateter CVP
9.      Menutup bekas tusukan dengan kasa steril
10.  Memasang plester lebar di atas kain kasa sampai tertutup seutuhnya
f.       Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.      Observasi
2.      Fiksasi katerter CVP dengan jarak 2 cm dari lubang tusukan
3.      Jangan memberikan obat melalui CVP kecuali dalam keadaan darurat
4.      Gunakan transparan dressing untuk memudahkan pemantauan adanya infeksi dini
5.      Beri tanda tanggal pemasangan pada balutan CVP dan anti balutan 1 x sehari atau bila kotor
6.      Lakukan foto thorax bila diperlukan untuk melihat posisi CVP

Peresmian RS Pusat Otak Nasional Oleh Presiden

terbaru


JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) di Jalan M.T Haryono, Jakarta Timur pada Senin, (14/7). SBY berharap rumah sakit yang sudah beroperasi sejak Maret lalu itu kelak menjadi tempat layanan kesehatan berkualitas dan menyediakan tenaga medis profesional.

Alhamdulillah, Tuhan yang Maha Kuasa mengabulkan doa dan cita-cita kita untuk menghadirkan rumah sakit ini. Semoga tenaga profesional dan fasilitas yang meningkat akan membawa institusi ini menjadi world class hospital, ujar SBY dalam sambutannya.

Dalam kesempatan itu SBY juga menyampaikan apresiasinya kepada menteri terkait dan seluruh pihak yang telah melakukan langkah nyata untuk membangun RSPON ini. Atas nama negara dan pemerintah, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu Menteri Kesehatan dan semua pihak yang telah berhasil menghadirkan rumah sakit yang sudah ditunggu sejak beberapa tahun silam, sambungnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam laporannya kepada SBY menjelaskan sejumlah teknologi yang siap memberikan pelayanan maksimal di rumah sakit itu. Nafsiah memaparkan, sebagai RS pusat neurologi yang mampu bersaing secara global, RS PON dilengkapi peralatan kesehatan berteknologi mutakhir, salah satunya CT scan 250 slice.

Dengan penyediaan sarana dan prasarana yang prima, serta peningkatan kualitas pelayanan, maka diharapkan keberadaan rumah sakit ini akan meningkatkan citra rumah sakit pemerintah di mata masyarakat kata Nafsiah.

RS PON berdiri di atas lahan seluas 11.955 m2 di kawasan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur. RS ini digagas sebagai upaya untuk dapat mengatasi permasalahan kesehatan otak dan saraf dan menjadi pusat rujukan nasional serta mengembangkan pendidikan dan penelitian di bidang neurologi. Pemancangan tiang pertama pembangunan RS PON dilakukan pada 1 November 2011 dan telah dilakukan soft launching pada 1 Februari 2013.

Bangunan RS PON memiliki 11 lantai yang terdiri dari beberapa kategori ruang rawat inap, termasuk ruang rawat kelas III bagi pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bidang Kesehatan (BPJS Kesehatan).(flo/jpnn)
Berita Lainnya

Saturday, July 12, 2014

LOWONGAN KERJA PERAWAT TERBARU DI RS PREMIER BINTARO

Perawat
RS Premier Bintaro
Responsibilities
• Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada pasien berdasarkan kode etik keperawatan
• Melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan
• Melaksanakan standar praktek keperawatan di rawat inap/ rawat jalan/ kamar bedah untuk memastikan kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual pasien terpenuhi.
Requirements :
• Pendidikan S1 Keperawatan Profesi NERS/ D3 Keperawatan
• IPK minimal 2,75
• Memiliki SIP/STR/SIB
• Tinggi badan minimal155 cm
• Mampu mengoperasionalkan komputer dengan baik
• Mampu berkomunikasi dengan baik dan dapat berkomunikasi dengan bahasa inggris, min. pasif
• Mempunyai disiplin, integritas dan didikasi yang baik serta berorientasi kepada customer
Bagi kandidat yang memenuhi kualifikasi silahkan mengirimkan CV lengkap berikut foto terbaru melalui pos:
HRD RS Premier Bintaro
JL MH Thamrin No 1 Sektor 7 Bintaro Jaya
Tangerang 15224
Atau email ke:
Recruitment-RSPB@ramsayhealth.co.id
Fan Page Facebook: Recruitment RS Premier Bintaro

LOWONGAN KERJA BIDAN DI RS ATMA JAYA JAKARTA

Bidan
RS Atma Jaya
Responsibilities
• Pendidikan D3 Kebidanan
• Memiliki pengalaman di bidangnya 1 - 2 tahun
• Usia maksimal 30 tahun
• Telah memilik STR
• Unggul, Peduli dan Profesional.
• Sinergi, berintegritas, mampu bekerja sama dalam Tim
• Memiliki ketrampilan berkomunikasi yang prima
• Fresh Graduate dipersilahkan untuk melamar
• Bersedia bekerja shift
• Penempatan di Jakarta Utara.
Kirimkan Lamaran, CV lengkap dan STR ke :
Divisi SDM Rumah Sakit Atma Jaya
Jl. Pluit Raya No.2, Penjaringan, Jakarta Utara 14440

email : hrd.rsaj@yahoo.com (mohon menuliskan kode lamaran pada SUBJEK email)

SOP / PROTAP TINDAKAN BRONKOSKOPI

Menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan bronkoskopi
a.       Pengertian
Bronkoskopi adalah suatu tindakan untuk melihat secara langsung trachea dan cabang-cabang bronkus, dengan menggunakan bronkokop, yang dimasukkan ke dalam trachea melalui hidung dan mulut
b.      Tujuan
1)      Sebagai terapi
a)      Mencuci dan mengeluarkan sekret yang kental dari bronkus
b)      Mengeluarkan materi selular dari massa yang ada diluar percabangan bronkus
c)      Mengeluarkan benda asing di saluran pernafasan
2)      Membantu menegakkan diagnosa dengan biopsy
c.       Indikasi
1.      Sputum retensi
2.      Tersangka tumor saluran pernafasan
d.      Persiapan
1)      Alat
a)      Set bronkoskopi  lentur  atau kaku
b)      Lampu untuk bronkoskopi (light source)
c)      Set penghisap sekresi
d)     Sarung tangan
e)      Kain kasa steril dalam tempatnya
f)       Tempat untuk menampung sputum yang diberi cairan desinfektan
g)      Semprit 2,5 cc untuk anastesi
Semprit 5 cc untuk bilas
Set terapi oksigen lengkap
h)      Cairan NaCl 0,9 % hangat untuk membersihkan sekresi
i)        Cairan alkohol 96 % dalam tempatnya untuk pemeriksaan etiologi
j)        Cairan formalin 4 % dalam tempatnya (untuk pemeriksaan patologi)
k)      Kapas lidi
l)        Objek gelas
m)    Kaca laring sesuai ukuran
n)      Lampu kepala
o)      Lampu spiritus
p)      Xylocain jelly
q)      Cairan desinfektan untuk membilas alat bronkoskopi
r)       Mouth pice
2)      Obat
a)      Lidocain
b)      Xylocain
c)      Adrenalin yang sudah dicampur NaCl 0,9 % dalam mangkok kecil dengan perbandingan 1 amp adrenali dengan 20 cc NaCl 0-,9 %
d)     Luminal / valium
e)      Sulfas atropin injeksi
3)      Pasien
a)      Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tuijuan dan tindakan yang akan dilakukan
b)      Pasien / keluarga menandatangani surat izin tindakan
c)      Pasien dipuasakan selama 4 jam sebelum tindakan untuk tindakan “cito” cairan dari lambung dapat diaspirasi dahulu melalui nasogastric tube)
d)     Diberikan premedikasi sesuai dengan program dokter
e)      Observasi tanda-tanda vaital
f)       Pasien dianjurkan kumur-kumur dengan cairan lidocain selama 10 menit (bila pasien sadar tanpa ETT)
g)      Mengatur posisi pasien terlentang datar.
e.       Pelaksanaan
1.      Tindakan bronkoskopi dilakukan oleh dokter
2.      Melakukan “bagging” sebelum dan sesudah tindakan bronkoskopi
3.      Melakukan observasi kardiovaskuler
f.       Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.      Tutup kedua mata pasien untuk mengurangi rasa takut.
2.      Puasakan pasien selama 2 jam pasca bronkoskopi, untuk mencegah aspirasi oleh karena refleks menelan yang belum kembali normal akibat obat anastesi

SOP / PROTAP PEMASANGAN GIPS

Menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan pemasangan gips pada tulang
a.       Pengertian
Suatu kegiatan untuk menyiapkan peralatan dan pasien yang akan dipasang gips
b.      Tujuan
1.      Fiksasi
2.      Reposisi
3.      Immobilisasi
4.      Penyembuhan tulang sesuai dengan yang diharapkan
c.       Tindakaan
Fraktur tertutup dan terbuka
d.      Persiapan
1)      Alat
a)      Gips dengan jumlah dan ukuran sesuai kebutuhan
b)      Kapas lemak / padding
c)      Ember
d)     Perlak
e)      Verband
2)      Pasien
a)      Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan agar kooperatif.
b)      Posisi pasien diatur sesuai jenis tindakan
c)      Bila diperlukan pembiusan pasien dipuasakan
d)     Bila diperlukan debridement sebelumnya, pemasangan gips pasien masih dalam pemeriksaan
3)      Lingkungan
4)      Petugas
e.       Pelaksanaan
1.      Memindahkan pasien ke ruang khusus (bila ada) atau di meja operasi
2.      Memasang perlak di bawah daerah yang akan digips
3.      Mengisi embar dengan air secukupnya
4.      Membantu dokter pada saat pemasangan gips :
a)      Mengatur posisi pasien
b)      Mengangkat daerah yang akan dipasang gips dan posisi tersebut dipertahankan selama dilakukan tindakan reposisi
c)      Mengukur daerah yang akan dipasang gips
d)     Memasang gips dengan cara
(1)   Masukkan gulungan vertikal gips ke dalam air
(2)   Biarkan verband gips di dalam air beberapa saat sampai gips mengeluarkan gelembung udara.
(3)   Angkar verband gips dan peras sedikit
(4)   Pemasangan verband gips pada daerah yang fraktur dengan posisi gulungan gips terletak di sebelah luar
(5)   Haluskan gips setelah balutan gips dirasakan sudah cukup
(6)   Atur posisi setelah pemasangan.
e)      Membersihkan daerah di sekitar pemasangan gips
f)       Melakukan observasi terhadap :
(1)   Respon, setelah tindakan/keluhan pasien
(2)   Neuro vaskuler baik (NVB)
g)      Memindahkan pasien dari meja pemasangan gips ke brankar atau kursi dorong
h)      Mencatat seluruh tindakan dalam catatan perawatan.
f.       Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.      Pemasangan gips tidak boleh terlalu kencang atau terlalu longgar
2.      Neuro vaskular baik
3.      Segera lapor dokter bila ada reaksi
a)      Rasa sakit pada daerah fraktur
b)      Rasa gatal
c)      Rasa kesemutan
4.      Tanggal pemasangan gips harus ditulis pada gips yang terpasang
5.      Waktu dan tempat berobat selanjutnya.

Thursday, July 3, 2014

SOP / PROTAP Menyiapkan pasien dan alat untuk pemeriksaan radiodiagnostik

Menyiapkan pasien dan alat untuk pemeriksaan radiodiagnostik
a.       Pengertian
Suatu keinginan menyiapkan pasien untuk tindakan pemeriksaan radiodiagnostik
b.      Tujuan
1.      Membantu kelancaran tindakan
2.      Mendapat hasil yang akurat
3.      Menyiapkan pasien kooperatif selama pemeriksaan berlangsung
c.       Indikasi
Semua pasien yang membutuhkan tindakan radiodiagnostik
d.      Persiapan
1)      Alat dan obat
a)      Kursi dorong/kereta dorong
b)      Alas brankar dan selimut
c)      Obat-obatan sesuai dengan program
d)     Bengkok, tissue
e)      Formulir permintaan pemeriksaan radiodiagnostik
2)      Pasien
Diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
3)      Lingkungan
4)      Petugas
Memakai baju khusus sesuai peraturan yang berlaku
e.       Pelaksanaan
1.      Non invasif
a)      USG : puasa atau minum banyak sesuai dengan program pemeriksaan
b)      Radiodiagnostik tanpa kontrasi (foto kepala, foto thorax)
2.      Invasi dengan kontras (uretrosistogram, plyelografi, intravena, CT. Scan dengan kontras, arteriorgrafi)
a)      Pasien puasa
b)      Menandatangani surat izin tindakan medis
c)      Daerah yang akan dilakukan arteriografi dicukur
3.      Mengantar pasien ke ruang pemeriksaan
a)      Pada saat pemeriksaan, perawat mendampingi pasien
b)      Memperhatikan respon pasien
c)      Setelah pemeriksaan, pasien diantar ke tempat semula
4.      Memberikan hasil RO kepada dokter yang merawat dan menyimpan hasil pemeriksaan ke dalam dokumen medik pasien.
f.       Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.      Observasi tekanan darah, nadi dan pernafasan
2.      Kemungkinan timbul anaphylaktik syok
3.      Perubahan pasien khususnya pada pasien patah tulang