Sunday, April 30, 2017

SOP / PROTAP PERAWATAN JENAZAH

Pengertian SOP Perawatan Jenazah
Perawatan jenasah adalah tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenasah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenasah dan melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien.

Indikasi Perawatan Jenazah
Perawatan jenasah dimulai setelah dokter menyatakan kematian pasien. Jika pasien meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat kriminalitas, perawatan jenasah dilakukan setelah pemeriksaan medis lengkap melalui autopsy.

Tujuan Perawatan Jenazah
Penghormatan terhadap jenasah 
Menjalankan kewajiban hukum fardlu ‘ain. (muslim) 
Jenasah dalam keadaan bersih 

Sasaran SOP Perawatan Jenazah
Pasien yang sudah meninggal 

Tenaga Untuk Tindakan Perawatan Jenazah
Dokter, Perawat, Bidan 

Kelengkapan sarana untuk Perawatan Jenazah
A. Sarana Medis
  • Kasa/Verban secukupnya
  • Sarung tangan bersih 
  • Pads
  • Kapas secukupnya
  • Plastik jenasah/pembungkus jenasah
  • Plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka)
  • Bengkok 1 buah 
  • Troli 

B. Sarana Non Medis 
  • Pengganjal dagu 
  • Label identifikasi
  • Tas plastic untuk tempat barang-barang klien 
  • Air dalam baskom
  • Sabun 
  • Handuk 
  • Selimut mandi 
  • Kain kafan
  • Daftar barang berharga 
  • Peniti 
  • Sisir 
  • Baju bersih 
  • Peralatan ganti balut (jika diperlukan)

7. Prosedur Tetap Pelayanan 
  1. Mempersiapkan alat dan bahan  
  2. Meyingsingkan lengan baju seragam yang panjang di atas siku.  
  3. Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang.  
  4. Memakai sarung tangan e. Perawatan jenasah 

8. STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH
a. Mempersiapkan alat dan bahan Memeriksa kembali Kasa/Verban, Sarung tangan bersih, Pads, Kapas secukupnya, Plastik jenasah/pembungkus jenasah, Plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka), Bengkok 1 buah, diatas troli bagian atas. 
b. Bila menggunakan baju lengan panjang maka lengan baju dilipat sampai di atas siku. Menyingsingkan lengan baju yang panjang sampai atas mata siku lengan. 
c. Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang. Jika menggunakan cincin, jam tangan lepaskan cincin dan jam tangan ke dalam saku. 
d. Memakai sarung tangan 
  1. Meletakkan sarung tangan steril pada posisi yang sedikit lebih tinggi dari tangan ± 15 cm dari ujung jari tangan jika tangan lurus disamping badan.  
  2. Membuka bungkus sarung tangan dengan hati-hati dan jaga agar tidak terkontaminasi.  
  3. Mengatur agar posisi jari sarung tangan mengarah ke depan pembungkus.
  4. Mengidentifikasi sarung tangan kanan dan kiri.  
  5. Mengambil sarung tangan dominan dengan tangan nondominan (pegang pada bagian dalam pergelangan sarung tangan yang terlipat ).  
  6. Memasangkan sarung tangan pada tangan dominan, pastikan sarung tangan tidak menyentuh bagian yang tidak steril.  
  7. Dengan menggunakan tangan yang sudah terpasang sarung tangan, mengambil sarung tangan berikutnya dengan memasukan empat jari ke dalam lipatan sarung tangan yang terlipat pada bagian pergelangan.  
  8. Memasang sarung tangan pada tangan nondominan dengan hati-hati dengan tidak menyentuh bagian yang tidak steril. 
  9. Menarik sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan. Jangan biarkan jari-jari tangan dominan menyentuh bagian tangan yang non dominan yang masih terbuka.  
  10. Menyesuaikan sarung tangan yang telah terpasang dengan merekatkan kedua tangan.  
  11. Melepas sarung tangan setelah selesai melakukan tindakan keperawatan dengan tangan dominan sehingga bagian dalam sarung tangan berada diluar. Kemudian genggam sarung tangan yang sudah terlepas tadi dengan tangan nondominan, lalu lepas sarung tangan nondominan sehingga sarung tangan dominan yang digenggam tadi tergulung di dalam sarung tangan nondominan.  
  12. Meletakkan sarung tangan yang telah digunakan ke bengkok  
  13. Mencuci tangan seperti yang dilakukan diawal tindakan. 
e. Perawatan Jenasah 
  1. Siapkan alat yang diperlukan dan bawa kedalam ruangan b) Atur lingkungan sekitar tempat tidur. Bila kematian terjadi pada unit multi bed, jaga privasi pasien yang lain, tutup koridor, cuci tangan.  
  2. Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur dalam posisi datar.
  3. Tempatkan tubuh dalam posisi supinasi  
  4. Tutup mata, dapat menggunakan kapas yang secara perlahan ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika mata tidak tertutup  
  5. Luruskan badan, dengan lengan menyilang tubuh pada pergelangan tangan dan menyilang abdomen. Atau telapak tangan menghadap kebawah.  
  6. Ambilo gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Jika mulut tetap tidak mau tertutup, tempatkan gulungan handukdi bawah dagu agar mulut tertutup. Tempatkan bantal di bawah kepala. 
  7. Lepaskan perhiasan dan barang berharga dihadapan keluarga. Pada umumnya, semua cincin, gelang, kalung dll di lepas dan ditempatkan pada tas plastic tempat barang berharga. Termasuk kaca mata, kartu, surat, kunci, barang religi. Beri label identitas.  
  8. Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti peraturan RS untuk disposisi (penyerahan) barang barharga. Jangan meninggalkan barang berharga. Tempatkan dikantor perawat sampai dapat disimpan ditempat yang lebih aman atau diserahka pada keluarga. Jika memungkinkan, keluarga dianjurkan untuk membawa pulang semua barang milik milik klien sebelum klien meninggal.  
  9. Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area tubuh yang terdapat kotoran seperti darah, feces, atau muntahan. Jika kotoran terjadi pada area rectum, uretra atau vagina, letakan kassa untuk menutup tiap lubang dan rekatkan dengan plester untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut. Setelah kematian, spingter otot relaks, menyebabkan incontinensia feces dan urin.  
  10. Rapikan rambut dengan sisir rambut. 
  11. Rawat drainage dan tube yang lain. Jika akan dilakukan autopsy, tube pada umumnya dibiarkan pada badan, ambil botol drainage atau bag dari tube dan tekuk tube, ketika dilakukan autopsy, tube diambil. Pastikan balon sudah dikempiskan sehingga tidak melukai jaringan tubuh selama pengambilan.  
  12. Ganti balutan bila ada balutan. Balutan yang koyor harus diganti dengan yang bersih. Bekas plester dihilangkan dengan bensin atau loarutan yang lain yang sesuai dengan peraturan RS. 
  13. Pakaikan pakaian yang bersih untuk diperlihatkan pada keluarga. Jika keluarga meminta untuk melihat jenasah, tempatkan pada posisi tidur, supinasi, mata tertutup, lengan menyilang di abdomen. Rapikan tempat tidur kembali.  
  14. Beri label identifikasi pada jenasah. Label identitas dengan nama, umur, dan jenis kelamin, tanggal, no RS, nomor kamar dan nama dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatan label identitas pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada dada depan pasien.  
  15. Letakan jenasah pada kain kafan sesuai dengan peraturan RS. Ikatkan kasa/verbanatau pengikat yang lain dibawah dagu dan sekitar kepala untuk menjaga agar dagu tetap tertutup. Kemudian, ikat pergelangan tangan bersama menyilangkan diatas abdomen untuk menjaga lengan dari jatuh dari brankar ketika jenasah diangkut kekamar jenasah. Letakan jenasah pada kain kafan. Lipat bagian 1 sudut kebawah menutup kepala, diikuti bagian sudut ke 2 keatas menutup kaki. Lipat bagian sudut 3 dan 4. Peniti atau plester diperlukan untuk menjaga kain kafan pada tempatnya.  
  16. Beri label pada bagian luar. Tandai identifikasi di penitikan pada bagian luar kain kafan.  
  17. Pindahkan jenasah ke kamar jenasah. Pindahkan jenasah secara perlahan ke brankar. Tutup jenasah dengan kain. Kemudian ikat dengan pengikat brankar pada bagian dada dan lutut. Pengikat untuk mencegahjenasah jatuh, tapi tidak boleh terlalu kuat sehingga dapat menyebabkan lecet.  
  18. Bereskan dan bersihkan kamar pasien.  
  19. Dokumentasikan prosedur. Pada catatan perawatan, catat waktu dan tanggal jenasah diantar kekamar jenasah. Lakukan pencatatan apakah barang berharga disimpan atau diserahkan pada keluarga. 

Hal yang diperhatikan selama melakukan SOP Perawatan Jenazah di Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas dan Instansi Kesehatan Lainnya :
  1. Berikan barang-barang milik klien pada keluarga klien atau bawa barang tersebut kekamar jenasah. Jika perhiasan atau uang diberikan pada keluarga, pastikan ada petugas/ perawat lain yang menemani. Minta tanda tangan dari anggota keluarga yang sudah dewasa untuk verifikasi penerimaan barang-barang berharga atau status dimana perhiasan masih ada pasien.
  2. Berikan support emosional kepada keluarga yang ditinggalkan dan teman dan kepada klien lain yang sekamar.
  3. Mengangkat jenasah dilakukan secara perlahan untuk mencegah lecet dan kerusakan kulit.



    Semoga bermanfaat..

    Thursday, February 9, 2017

    SOP PEMERIKSAAN EKG (Standard Operating Procedure Electrocardiograph)

    PENGERTIAN PEMERIKSAAN EKG (ELEKTROKARDIOGRAFI / ELECTROCARDIOGRAPH)
    Suatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang berawal dari nodus sinoatrial, yang dikonduksikan melalui jaringan serat-serat (sistem konduksi) dalam jantung yang menyebabkan jantung berkontraksi, yang dapat direkam melalui elektroda yang dilekatkan pada kulit.

    TUJUAN PEMERIKSAAN EKG
    1.   Mengidentifikasi adanya kelainan irama jantung (disrithmia) akibatadanya infark miokard, angina tertentu, pembesaran jantung, dan penyakit inflamasi jantung.
    2.   Menilai efek obat-obatan dan mengidentifikasi ketidakseimbangan elektrolit, terutama kalsium dan kalium.

    STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN EKG
    A.  Persiapan Alat :
    1.   Mesin EKG.
    2.   Nierbeken.
    3.   Jelly.
    4.   Kapas alkohol pada tempatnya.
    5.   Tissue.
    6.   Washlap basah.
    7.   Alat cukur (kalau perlu).
    8.   Kertas dokumentasi EKG, lem, dan gunting.

    B.  Persiapan Klien Sebelum Tindakan Pemeriksaan EKG:
    1.   Menjelaskan kepada klien tentang tujuan tindakan pemeriksaan EKG.
    2.   Melepaskan alat logam yang digunakan klien, temasuk gigi palsu.
    3.   Menganjurkan klien untuk berbaring dengan tenang dan tidak bergerak selama prosedur.
    4.   Menjelaskan kepada klien untuk tidak memegang pagar tempat tidur.

    C. IMPLEMENTASI
    1.   Mencuci tangan.
    2.   Menutup sampiran.
    3.   Membuka pakaian atas klien.
    4.   Membersihkan area ekstremitas dan dan dada yang akan dipasangi elektroda dengan menggunakan kapas alkohol. Bila terdapat rambut yang cukup tebal cukur bila perlu.
    5.  Memberikan jelly pada area pemasangan dan pada elektroda.
    6.  Pasang kabel dan elektroda (hindari memasang elektroda pada massa otot yang terlalu tebal atau pada struktur tulang) :
    a. Kabel Merah  (R) : pada lengan kanan.
    b. Kabel Kuning (L) : pada lengan kiri.
    c. Kabel Hijau    (F)   : pada kaki kiri.
    d. Kabel Hitam   (N) : pada kaki kanan.
    e. V1 : pada interkostal ke– 4  kanan.
    f.  V2 : pada interkostal ke– 4  kiri.
    g. V3 : pada interkostal ke 4 – 5 antara V2 dan V4.
    h. V4 : pada interkostal ke-5 linea midclavicularis kiri.
    i.  V5 : horizontal terhadap V4, di linea aksilaris anterior.
    j.  V6 : horizontal terhadap V5, pada lĂ­nea midaksilaris.
    7.   Menghubungkan kabel ground ke washlap basah yang diletakkan di nierbeken.
    8.   Menghubungkan kabel listrik mesin EKG ke sumber listrik.
    9.   Menyalakan power On mesin EKG.
    10.   Mengatur kecepatan gelombang pada 25 mV.
    11.   Mengatur ketinggian rekaman pada skala 1.
    12.   Melakukan kalibrasi 1 mV.
    13.   Melakukan rekaman 12 lead.
    14.   Setelah selesai, mematikan power mesin EKG dan lepaskan kabel/elektroda dari tubuh klien, kemudaian bersihkan sisa jelly yang menempel dengan tissue.
    15.   Merapihkan klien dan mengembalikan alat-alat pada tempatnya.

    D. DOKUMENTASI
    1.   Menempelkan hasil rekaman EKG pada kertas dokumentasi EKG.
    2.   Mencatat nama klien, umur, tanggal dan jam serta nama pemeriksa pada kertas dokumentasi EKG.
    3.   Mencatat respon klien sebelum, selama dan sesudah melakukan prosedur.
    4.   Membersihkan jel yang menempel pada kulit pasien dengan tissue.
    5.   Cuci tangan.

    Tuesday, April 5, 2016

    SOP / PROTAP PEMERIKSAAN GULA DARAH


    Pengertian:
    Pemeriksaan GDS adalah Suatu tindakan untuk mengetahui hasil atau nilai gula darah pada pasien yang dilakukan sewaktu dan tanpa persiapan apapun. Pemeriksaan gula darah puasa (GDP) adalah tindakan untuk mengetahui hasil gula darah pasien setelah pasien melakukan puasa minimal 8 - 10 jam. Pemeriksaan gula darah 2 jam post puasa (GD 2jam PP) adalah tindakan untuk mengetahui hasil gula darah pasien 2 jam setelah pasien makan setelah sebelumnya pasien puasa minimal 8-10 jam.

    Tujuan Pemeriksaan GDS:
    • Pemeriksaan laboratorium harian
    • Acuan tidakan medis
    • Pengobatan yang tepat
    • Pemilihan diit yang tepat
    • Pencegahan resiko hiperglikemi
    Kebijakan :
    Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS) dilakukan oleh petugas laboratorium. Pemeriksaan GDS juga boleh dilakukan oleh dokter dan perawat.

    Alat dan bahan:
    1. Mesin gluco test
    2. Strip stick GDS
    3. Jarum / lancet GDS
    4. Alkohol swab
    5. Perlak dan pengalas
    Prosedure Tindakan Pemeriksaan GDS / GDP / GD 2 jam PP:
    1. Cek order dokter.
    2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
    3. Lakukan kontrak / persetujuan dengan pasien. 
    4. Bawa alat ke dekat pasien.
    5. Pasang sampiran atau privasi.
    6. Papan perlak dan pengalas pada bawah jari yang akan ditusuk.
    7. Nyalakan mesin Gluco Test dan pastikan sudah menyala dengan baik, kemudian pasang strip stick GDS nya secara benar dan pastikan sudah bergambar darah pada layar.
    8. Lakukan pemilihan jari untuk pemeriksaan GDS yaitu: jari telunjuk, jari tengah dan jari manis.
    9. Berikan / oleskan swab alkohol pada jari yang akan ditusuk.
    10. Tusuk ujung jari pasien secara hati-hati.
    11. Tekan daerah sekitar tusukan dengan jari kita agar darah keluar, pastikan darah keluar secukupnya.
    12. Tempelkan ujung stick GDS pada mesin Gluco test ke darah pasien.
    13. Setelah cukup tunggulah beberapa detik untuk melihat hasilnya pada layar.
    14. Setelah hasil keluar catatlah pada lembar cetatan perawat / petugas laboratorium,
    Tahap Terminasi:
    1. Cuci tangan dengan prinsip bersih.
    2. Berpamitan dengan pasien.
    3. Laporkan hasil pemeriksaan pada dokter yang meminta.

    Unit Terkait:
    1. Laboratorium
    2. Instalasi Gawat Darurat
    3. Ruang rawat biasa dan intensive 

    Tuesday, February 23, 2016

    SOP PEMBERIAN KIRBAT ES / KOMPRES ES BATU


    Pengertian
    Kirbat es adalah suatu cara atau upaya untuk menurunkan demam atau mengurangi nyeri dan peregangan otot dengan memberikan kompres dingin kering dengan menggunakan kirbat es.

    Tujuan:

    1.  Menghentikan perdarahan
    2.  Mengurangi rasa sakit/nyeri/peradangan
    3.  Menurunkan suhu (demam)
    4.  Mempercepat pemulihan pada otot olahragawan

    Peralatan:
    1.    Kirbat es biasa/leher/gantung dan sarungnya
    2.    Perlak dan alasnya
    3.    Mangkok berisi potongan es 
    4.    Garam satu sendok teh

    Prosedure:

    A.   Tahap Pra Interaksi
    1.    Melakukan verifikasi program pengobatan klien
    2.    Mencuci tangan
    3.    Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

    B.   Tahap Orientasi
    1.    Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
    2.    Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
    3.    Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

    C.   Tahap Kerja
    1.    Menjaga privacy
    2.    Mengatur pasien dalam posisi senyaman mungkin
    3.    Mengisi kirbat es dengan potongan es hingga ⅔ bagian
    4.    Mengeluarkan udara dan menutup kirbat es dan pastikan tidak bocor
    5.    Mengeringkan dengan lap kerja dan memasang sarung
    6.    Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan di pasang kirbat
    7.    Meletakkan kirbat pada bagian tubuh yang akan dikompres dengan kepala kirbat mengarah keluar tempat tidur
    8.    Memantau respon pasien
    9.    Merapikan pasien

    D.   Tahap Terminasi
    1.    Mengevaluasi hasil tindakan
    2.    Berpamitan dengan pasien
    3.    Membereskan alat
    4.    Mencuci tangan
     5.   Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 



      


    Tuesday, February 2, 2016

    SOP / CARA TINDAKAN KEPERAWATAN ROM ANGGOTA GERAK ATAS (TANGAN)

    Pengertian
    Menggerakkan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif
    Tujuan
    1.    Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
    2.    Meningkatkan vaskularisasi
    Kebijakan
    Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan immobilisasi
    Prosedur
    Peralatan

    1.     Penghangat/ WWZ dan sarungnya
    A.    Tahap PraInteraksi
    1.   Mengecek program terapi
    2.   Mencuci tangan
    3.   Menyiapkan alat

    B.     Tahap Orientasi
    1.   Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
    2.   Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
    3.   Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

    C.    Tahap Kerja
    1.   Menjaga privacy pasien
    2.   Menghangatkan sendi yang akan dilatih selama
    3.   Melatih sendi-sendi secara bergantian
    a.    Bahu:
    1)   Menggerakkan lengan Abduksi-Adduksi
    2)   Menggerakkan lengan Fleksi-Ekstensi
    3)   Menggerakkan lengan Hiperekstensi-posisi anatomi
    b.    Siku: menggerakkan lengan bawah Fleksi-Ekstensi
    c.    Lengan bawah: menggerakkan Pronasi-Supinasi
    d.   Pergelangan tangan:
    1)        Menggerakkan Fleksi radialis
    2)        Menggerakkan Fleksi ulnaris
    3)        Menggerakkan Hiperekstensi-Fleksi
    e.    Jari-jari
    1)   Menggerakkan Abduksi- Adduksi
    2)   Menggerakkan Fleksi-Ekstensi
    4.   Merapikan pasien

    D.  Tahap Terminasi
    1.    Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
    2.    Berpamitan dengan klien
    3.    Membereskan alat-alat
    4.    Mencuci tangan
    5.    Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
    Unit terkait
    ICU dan Rawat Inap